Jeremy Thomas Ungkap Kronologi Penganiayaan yang Menimpa Putra
Senin, 17 Juli 2017
Edit
BACA JUGA:
Gabedo.com - Axel Matthew Thomas, putra artis peran Jeremy Thomas,
mengalami penganiayaan oleh oknum diduga polisi di kawasan Kemang, Jakarta
Selatan, Sabtu (17/7/2017).
Dari pengakuan putranya, Jeremy menuturkan bahwa sebelum
kejadian, Axel sedang diantar oleh asisten rumah tangganya ke Pondok Indah Mall
dari kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, untuk mengambil pesanan baju. Namun
kemudian, teman Axel mengarahkannya ke Hotel Crystal, Kemang.
"Sampai di sana, anak saya menunggu di depan tiba-tiba
dicekek dengan seseorang yang mulutnya bau alkohol," ujar Jeremy saat
ditemui di Gedung Sentra Pelayanan Propam Polri, Jakarta Selatan, Senin
(17/7/2017).
Menduga pria itu adalah rampok, Axel kemudian berusaha
kabur. Reaksi Axel ini kemudian membuat pria tersebut dan beberapa rekannya
mengejar Axel sambil melepaskan tembakan peringatan beberapa kali.
"Lalu dikeroyok, dipukulin ramai-ramai ada tiga sampai
empat orang. Dimasukin ke mobil dan orang itu mengaku oknum (polisi) dan anak
saya disekap di Hotel Crystal," ujar Jeremy.
Asisten rumah tangga bersangkutan yang melihat kejadian itu
bergegas pulang ke rumah dan melaporkan insiden tersebut kepada Jeremy.
Sebagai ayah Jeremy langsung merespons dengan cepat. Dia dan
istrinya, Ina Thomas, lalu mendatangi lokasi kejadian.
Begitu tiba di sana, ia bertanya ke petugas keamanan hotel,
tetapi mendapat kesan ada yang ditutup-tutupi. Karena itu, Jeremy memutuskan
melapor ke Polda Metro Jaya.
"Saya langsung mengambil langkah ke Polda Metro Jaya
Sub Unit Jatanras untuk reaksi cepat. Ditanggapi langsung dan kami membuat
surat laporan polisi dan langsung kami bersama unit Jatanras melakukan
investigasi ke Hotel Crystal," kata Jeremy.
Namun, lagi-lagi mereka mereka merasa satpam hotel
seolah-olah menutupi apa yang terjadi. Akhirnya, Jeremy bersama anggota
Jatanras memutuskan langsung memeriksa ke dalam hotel.
"Pada saat kami saya bersama lawyer dan tim Jatanras
mau masuk ke gedung, saya lihat putra saya turun bersama beberapa orang. Begitu
saya dekatin, kondisi putra saya sudah babak belur. Pertanyaan saya yang
pertama kepada putra saya dan kepada mereka, siapa yang menyiksa atau menyekap
atau melakukan penganiayaan kepada putra saya?" kata Jeremy.
Namun, mereka justru bungkam. Hingga akhirnya Jeremy memaksa
sambil mendorong-dorong, barulah mereka mengaku sebagai anggota kepolisian
Satuan Narkoba Polresta Bandara Soekarno Hatta.
"Saya bilang kepada mereka kalau Anda petugas, harusnya
tidak melakukan penganiayaan atau pengeroyokan terhadap anak yang masih 19
tahun. Dan saya minta kartu tanda anggota dan surat perintah, mereka tidak bisa
mengeluarkan dan saya langsung bersama sub unit Jatanras mengambil alih Axel
karena laporan yang kami lakukan adalah penculikan dan anaknya sudah
ketemu," ucap Jeremy.
"Saya bilang kepada mereka semua yang mengaku oknum
polisi, saya bilang mereka akan berhadapan dengan saya secara pribadi selaku
orangtua dan mereka akan berhadapan dengan hukum pidana dan hukum dari profesi
mereka sendiri," tambahnya.
Saat bertanya kepada Axel, Jeremy mendapat penuturan bahwa
putranya itu diborgol dan ditodong senjata sambil dipaksa mengaku melakukan
tindak penyalahgunaan narkoba.
"Borgolnya itu bukan borgol polisi tapi punya security
dari hotel. Anak saya ditodongin pistol, dipaksa mengaku, padahal anak saya dan
perlu saya clear-kan ya, dia bukan ditangkap karena narkoba, tapi diarahkan dan
dipaksa untuk mengaku. Faktanya tidak ada barang bukti apa-apa dan tidak
tersangkut dengan yang nama-nama barang tersebut," ujar Jeremy.
Karena tak ditemukan barang bukti narkoba, akhirnya Axel
dipulangkan.
"Itu setelah dia ciduk, penyiksaan, pengeroyokan, dan
pengambilan barang-barang dia dengan kekerasan. Sepatu, dompet, handphone dan
bajunya dia. Axel pulang dengan sandal hotel dan dengan baju yang sudah bukan
baju dia dan handphone sudah tidak ada," kata Jeremy.
Saat ini, Jeremy sedang melaporkan para oknum yang mengaku
petugas kepolisian yang dididuga menganiaya putranya ke Sentra Pelayanan Propam
Polri.
