Pemilu Tanpa Gaduh Jika Jokowi Prabowo Bersatu
Minggu, 18 Februari 2018
Edit
BACA JUGA:
Gabedo.com - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menilai tak tertutup
kemungkinan Presiden Joko Widodo berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra
Prabowo Subianto saat pemilihan presiden 2019. Ia menilai, pemilu bakal
berjalan kondusif jika hal itu terjadi.
"Jokowi-Prabowo digabungkan, pemilu tanpa gaduh, lebih
cepat recovery perbaikan ekonomi, dan program pemerintah," kata pria yang
akrab disapa Bamsoet itu saat ditemui di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat,
Minggu, 18 Februari 2018.
Menurut Bamsoet, Jokowi dan Prabowo merupakan pasangan
ideal. Apalagi, pada pilpres 2014, tercipta dua poros kekuatan yang cukup kuat,
Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih.
Suasana politik pun sempat terganggu akibat militansi basis
pendukung kedua koalisi tersebut. Bamsoet menilai, gesekan seperti pilpres 2014
bisa diminimalisir jika Jokowi dan Prabowo dikawinkan.
"Waktu kita pendek kalau kita gabung percepatan
recorvery lebih awal," tegasnya.
Sementara itu, hasil survei yang dilakukan oleh Poltracking
Indonesia, Jokowi-Prabowo bisa saja bersanding dalam Pilpres 2019. Publik
menilai Skenario ini di luar dugaan.
Dalam skenario ini, menurut Direktur Eksekutif Poltracking
Hanta Yuda, hanya akan ada dua model kemungkinan peta koalisi pencapresan,
yakni Poros Jokowi-Prabowo berhadapan dengan Agus Harimurti Yudhoyono dan
pasangannya.
Skenario pertama yakni Jokowi-Prabowo melawan AHY sebagai
capres dengan cawapres mantan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo. Dari
skenario ini, pasangan Jokowi-Prabowo memperoleh 50,3 persen, sementara itu,
pasangan AHY dan Gatot hanya memperoleh 11,6 persen.
Sementara itu, skenario kedua, pasangan Jokowi-Prabowo
melawan Gatot sebagi capres dan AHY sebagai cawapres. "Hasilnya sama,
Poros Jokowi-Prabowo tetap unggul dengan 50,6 persen dibanding Gatot-AHY yang
hanya 12,6 persen," tutur Hanta.
