"500 Kamis, dan Jokowi Hanya Janji Manis..."
Kamis, 27 Juli 2017
Edit
BACA JUGA:
Gabedo.com - Aksi Kamisan yang digelar di depan Istana Kepresidenan,
Jakarta pada Kamis (27/7/2017), memasuki Kamis ke-500 para pegiat hak asasi
manusia menyuarakan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Sore ini, mereka membawa pesan sindiran, "500 Kamis,
Jokowi Hanya Janji Manis".
Aksi Kamisan ke-500 ini tidak hanya diisi oleh orasi seperti
aksi Kamisan sebelumnya, tetapi juga ada pertunjukan seni dan budaya.
Sejak pukul 15.00 WIB, sekitar 200 orang yang sebagian besar
mengenakan pakaian berwarna hitam sudah berkumpul di Lapangan Silang Monas.
Sebagian peserta Kamisan mengembangkan payung hitam
bertuliskan berbagai pesan, seperti "Lindungi Rakyat Miskin",
"Berantas Korupsi" hingga "Tuntaskan Kasus Pelanggaran
HAM".
Panggung sederhana menjadi lokasi bagi para pengisi suara.
Sebuah panggung dadakan seadanya, karena hanya berupa karpet merah dengan stand
mikrofon di tengah dan speaker di kiri dan kanannya.
Pertunjukan yang ditampilkan, beragam.
Ada yang membaca puisi, pantomim, stand up comedy hingga
pertunjukan band.
Koordinator Kontras Yati Andriani mengatakan, aksi Kamisan
kali ini sebenarnya sama seperti aksi-aksi sebelumnya.
Yang membuatnya berbeda, karena perjuangan pegiat HAM tidak
terasa sudah memasuki pekan ke 500.
Meski tuntutan masih jauh panggang dari api, aksi Kamisan
ke-500 ini tetap penting untuk terus dilaksanakan.
"Setidaknya ada dua hal penting dalam Kamisan ke-500
ini. Pertama, menjaga memori kolektif bahwa pemerintah sekarang belum
menyelesaikan janjinya menuntaskan kasus HAM berat. Kedua, ini adalah hukuman
moral kepada pemerintah yang belum menepati janji," ujar Yati.
Aksi Kamisan ke-500 berlangsung hingga pukul 17.30 WIB.
Saat aksi berlangsung, Presiden Joko Widodo tengah mengikuti
dua agenda, yakni menghadiri peluncuran Komite Nasional Keuangan Syariah dan
peresmian pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam
Indonesia.
Selain itu, pada Kamis sore, Jokowi diagendakan bertemu
dengan ulama dari Provinsi Kalimantan Barat.
