Kini, Fadli Zon Anggap Kerja Pansus Angket KPK Tak Efektif
Rabu, 26 Juli 2017
Edit
BACA JUGA:
Gabedo.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan,
sejauh ini Panitia Khusus (Pansus) Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
belum menemukan bukti yang signifikan dalam kunjungan ke Sukamiskin dan
pemanggilan beberapa pihak.
Hal itu, menurut Fadli, juga menjadi alasan bagi partainya
untuk keluar dari Pansus.
"Sehingga Fraksi Gerindra melihat bahwa ini tidak
menjadi pansus yang bisa efektif. Saya kira itu salah satu alasannya,"
kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Ia mengakui, saat ini Pansus memang terkesan melemahkan KPK.
Namun demikian, ia menghormati keberadaan Pansus untuk terus melanjutkan
tugasnya hingga masa waktu kerja berakhir.
Fadli membantah bila keluarnya Gerindra dari Pansus
bertujuan untuk menyudutkan partai pendukung pemerintah yang saat ini banyak
tergabung di Pansus.
"Saya kira bukan lah ya. Karena kalau mau seperti itu
kenapa tidak dari awal? Kami lihatnya perjalanan kinerja saja. Ada silang
pendapat juga di dalam seperti menemui koruptor, tapi itu di sisi lain itu
jalan cari tahu apa yang sesungguhnya terjadi," lanjut Fadli.
"Tentu kami berikan keleluasaan pada Pansus untuk
bekerja. Sambil melihat sejauh mana penyelidikan pansus ini bisa menghasilkan
temuan yang signifikan atau tidak. Tapi keberadaan fraksi kami di sana
dirasakan kurang diperlukan lagi kemudian fraksi menarik diri," lanjut
dia.
Partai Gerindra menarik diri dari keanggotaan panitia khusus
hak angket KPK.
Sejak disahkan pembentukannya, tujuh fraksi mengirimkan
perwakilannya ke pansus, termasuk Gerindra.
Belakangan, Gerindra menilai pembentukan pansus bermasalah.
"Alasan pertama untuk membentuk pansus itu kan ada
syarat. Bicara pembentukannya Ketua Pansus sekarang enggak memenuhi syarat yang
sesuai dengan Tatib (tata tertib) DPR dan Undang-undang MD3," ujar Wakil
Ketua Fraksi Partai Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa saat dihubungi, Senin
(24/7/2017).
Alasan lainnya adalah kerap diadakan agenda dadakan.
Misalnya, soal keberangkatan pansus ke lembaga pemasyarakatan Sukamiskin,
Bandung.
Desmond mengaku pihaknya tak setuju, namun pansus tetap
berangkat.
Saya bilang tak setuju tapi mereka tetap berangkat.
Saya bilang kalau mereka berangkat, Gerindra akan keluar. Nah, inilah yang
membuat kami tidak bisa," lanjut Desmond.
Ia menambahkan, kunjungan Pansus ke Sukamiskin juga
menunjukan itikad buruk terhadap KPK.
Dengan meminta keterangan kepada koruptor, menurut dia,
merupakan sebuah sinyalemen melemahkan KPK.
Padahal, tujuan awal pembentukan Pansus justru untuk
memperkuat KPK.
"Nah, kami lihat juga yang aktif itu parpol koalisi
pemerintah. Harusnya mereka menguatkan. Kami sebagai partai nonpendukung ya
kami keluar. Koalisi pemerintah lah yang melemahkan KPK," tutur Desmond.