Jokowi: Kalau Polri Angkat Tangan Kasus Novel, Baru Kita ke Step Lain
Selasa, 20 Februari 2018
Edit
BACA JUGA:
Gabedo.com - Presiden Joko Widodo masih percaya Polri bisa mengusut
tuntas kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Novel Baswedan.
Meski sudah lebih dari 10 bulan pelaku penyerangan belum
ditemukan, Jokowi menegaskan bahwa saat ini belum ada pernyataan bahwa Polri
menyerah untuk mengusut kasus ini.
Oleh karena itu, Jokowi akan terus mengejar Kapolri untuk
terus mengusut kasus ini dan menemukan pelaku yang menyiramkan air keras ke
wajah Novel.
"Saya akan terus kejar Kapolri agar kasus ini menjadi
jelas dan tuntas siapa pun pelakunya. Akan kami kejar terus Polri," kata
Jokowi kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Saat ditanya mengenai desakan pembentukan tim gabungan
pencari fakta (TGPF) untuk mengusut kasus ini, Jokowi tidak menjawab secara tegas.
Presiden hanya menegaskan bahwa akan diambil langkah lain
jika Polri sudah menyerah.
"Kalau Polri sudah gini (Jokowi membuat gestur angkat
tangan), baru ke step yang lain," kata Jokowi.
Jokowi juga mengaku bersyukur Novel hampir selesai menjalani
perawatan mata di Singapura. Novel akan pulang ke Indonesia pada Kamis
(22/2/2018).
"Ya, bersyukur alhamdulilah, Pak Novel Baswedan sudah
sembuh dan kembali ke Tanah Air. Saya kira Pak Novel nanti bisa bekerja kembali
lagi ke KPK, kita syukuri," kata Jokowi.
Jelang kepulangan Novel ke Indonesia, desakan agar Jokowi
membentuk TGPF kembali muncul.
Salah satunya datang dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda
Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.
"Saya ingin mengetuk batin Presiden Republik Indonesia
Pak Joko Widodo untuk terlibat langsung mengungkap kejahatan yang sistematik
terhadap Novel Baswedan ini," kata Dahnil, Senin (19/2/2018).
Dahnil menekankan, kejahatan teror terhadap Novel Baswedan
adalah teror terhadap agenda pemberantasan korupsi di Indonesia.
Ia menilai, polisi tidak sungguh-sungguh mau menuntaskan
kasus ini. Justru banyak dugaan bahwa polisi ingin mempersalahkan Novel
Baswedan.
"Kami pesimistis polisi mau menuntaskan. Oleh karena
itu, untuk membantu kepolisian, Pak Presiden perlu membentuk TGPF yang bisa
membantu mengungkap siapa pelaku, aktor, dan motif dibalik teror terhadap Novel
dan agenda pemberantasan korupsi di Indonesia," kata Dahnil.
