Penciptaan Lapangan Kerja, Tak Adil Bandingkan SBY-Boediono dan Jokowi-JK
Rabu, 21 Februari 2018
Edit
BACA JUGA:
Gabedo.com - Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla dinilai belum maksimal dalam menciptakan lapangan kerja. Anggota Komisi
XI DPR Misbakhun menilai, tak adil jika membandingkan penciptaan lapangan kerja
di era Jokowi-JK dengan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Boediono.
"Ini adalah pemerintahan periode pertama Pak Jokowi,
dibandingkan dengan periode kedua Pak SBY dan Pak Boediono, ini tentu sangat
berbeda," kata Misbakhun usai diskusi di Kantor INDEF, Pejaten Timur,
Jakarta Selatan, Selasa, 20 Februari 2018.
Kondisi ekonomi pada periode kedua pemerintahan SBY dan
Boediono jauh lebih baik dibandingkan periode pertama pemerintahan Jokowi-JK.
Apalagi, Presiden Jokowi mewarisi tren ekonomi yang mulai menurun.
Misbakhun menyebut, perlu upaya untuk membuat kondisi ekonomi
kembali stabil. Setelah itu, pemerintah bisa menaikkan pertumbuhan kondisi
ekonomi.
Ia menambahkan, pencapaian era Jokowi-JK tak seburuk yang
dipikirkan banyak orang. Rasio penciptaan kerja berada di angka 426.297 per
satu persen pertumbuhan ekonomi.
"Hanya beda puluhan ribu dengan yang dicapai pada
periode kedua Pak SBY," jelas Misbakhun.
Selain itu, Pemerintahan Jokowi-JK memiliki sejumlah
keunggulan dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Misbakhun menyebut, salah
satunya adalah peningkatan anggaran program dana desa dari tahun ke tahun.
"Ini artinya melakukan penetrasi dengan menciptakan
lapangan pekerjaan baru di setiap desa, kemudian seluruh wilayah Indonesia,
membangun Indonesia dari pinggir," jelas Misbakhun.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and
Finance (INDEF) Drajad Wibowo menilai, Pemerintahan Jokowi-JK belum maksimal
menciptakan lapangan kerja. Penciptaan lapangan kerja era Jokowi-JK bahkan
lebih rendang dibanding era SBY-Boediono.
INDEF menggunakan dua indikator dalam mengukur penciptaan
lapangan kerja ini. Indikator pertama adalah jumlah penambahan penduduk pekerja
setiap tahun.
Tiga tahun pertama era Jokowi-JK, rata-rata penambahan
penduduk pekerja menyentuh angka 2,1 juta. Angka ini lebih rendah ketimbang
tiga tahun pertama pemerintahan SBY-Boediono yang berada di angka 2,87 juta.
Indikator kedua merupakan rasio penciptaan kerja yang
didapat dari tambahan penduduk bekerja per satu persen pertumbuhan ekonomi. Era
SBY-boediono rasio penciptaan kerja di tiga tahun pertama berada di angka
467.082.
"Di era Jokowi-JK per satu persen pertumbuhan kurang
produktif, lebih rendah hanya 426.297," jelas Drajad.
