Jokowi Buka-bukaan Sebab Musabab Ekonomi RI Anjlok
Jumat, 07 Agustus 2020
Edit
BACA JUGA:
Netizentalk.id - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan hasil kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang kuartal II-2020. Hasilnya pertumbuhan ekonomi RI terkontraksi -5,32%.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memberikan tanggapan terkait hal itu saat membuka rapat terbatas yang membahas penggabungan BUMN di sektor aviasi dan pariwisata.
"Kemarin BPS merilis pertumbuhan kita di kuartal II jatuh berada di angka minus 5,32% dan saya melihat sektor yang terdampak, terkontraksi sangat dalam yaitu di sektor pariwisata dan sektor penerbangan," ujarnya dilihat dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (6/8/2020).
Jokowi memaparkan, berdasarkan data yang dia kantongi, selama kuartal II-2020, wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia mencapai 482 ribu orang. Angka itu turun 81% jika dibandingkan kuartal sebelumnya dan turun 87% dibandingkan periode yang sama di 2019.
"Ini memang turunnya, terkontraksi sangat dalam. Tapi menurut saya, penurunan ini justru menjadi momentum kita untuk konsolidasi," tambahnya.
Jokowi percaya penurunan wisman tersebut menjadi momentum untuk melakukan transformasi di bidang pariwisata dan penerbangan. Caranya dengan melakukan penataan yang lebih baik baik dari sisi rute penerbangan, penentuan hub, penentuan super hub hingga kemungkinan menyatukan BUMN penerbangan dan pariwisata.
Dengan penggabungan BUMN tersebut, Jokowi yakin fondasi ekonomi di sektor pariwisata dan penerbangan bisa semakin kuat.
Jokowi menilai hub penerbangan saat ini di Indonesia terlalu banyak dan tidak merata sebarannya. Dia mencatat setidaknya ada 30 bandara internasional di Indonesia.
"Apakah diperlukan sebanyak ini? Negara-negara lain saya kira tidak melakukan ini, coba dilihat, dan 90% lalu lintas terpusat hanya di 4 bandara. Artinya kuncinya ada di 4 bandara ini di Soekarno-Hatta di Jakarta, Ngurah Rai di Bali, Juanda di Jawa Timur, dan Kualanamu di Sumatera Utara," terangnya.
Pemerintah akan menentukan bandara-bandara yang berpotensi menjadi hub internasional dengan pembagian fungsi yang sesuai dengan letak geografis dan karakteristik wilayahnya. Jokowi mencatat setidaknya ada 8 bandara internasional yang berpotensi menjadi hub dan super hub.
"Agar terjadi sebuah lompatan di sektor pariwisata juga pengelolaan ekosistem pariwisata dan pendukungnya termasuk penerbangan betul-betul harus didesain dengan manajemen yang lebih terintegrasi, lebih terkonsolidasi dari hulu sampai hilir, ini yang tidak pernah dilakukan. Mulai dari manajemen airlines, manajemen bandaranya, manajemen pelayanan penerbangannya yang tersambung dengan manajemen destinasi, tersambung dengan manajemen hotel dan perjalanan dan bahkan sampai kepada manajemen produk-produk lokal dan industri kreatif yang kita miliki," tutupnya.