Mantan Budak Seks ISIS Pulang dan Ingin Balas Dendam
Jumat, 21 Juli 2017
Edit
BACA JUGA:
BACA JUGA:
Gabedo.com - Seorang wanita Yazidi yang disekap selama tiga tahun oleh
militan Negara Islam di Irak dan Suriah ( ISIS) telah kembali ke kampung
halamannya di Irak utara.
Dia pulang ke rumah dengan satu tekad, yakni melakukan aksi
"balas dendam" kepada beberapa militan dari kelompok teror terkejam
tersebut.
Heiza Shankal, perempuan Yazidi tersebut, diculik bersama
ribuan wanita dan anak kaumnya saat ISIS menyerbu ke Irak dalam sebuah serangan
paling brutal pada Agustus 2014.
Sekitar 50.000 anggota kelompok agama dan etnis yang telah
lama dianiaya tersebut terjebak saat ISIS mengepung Gunung Sinjar, Irak utara.
Laki-laki dewasa dibunuh, anak laki-laki ditangkap dan
dipisahkan untuk dilatih sebagai tentara anak-anak, dan perempuan dan anak
perempuan dijual jaringan perbudakan seksual.
"Ketika pembantaian tersebut terjadi di Shankal (nama
lain yang diberikan orang-orang Kurdi untuk Sinjar) dan ISIS menculik anak-anak
dan perempuan,” katanya.
“Dan saya adalah salah satu dari mereka yang dibawa pergi
itu," kata Shankal dalam sebuah wawancara dengan situs berita Arab24
seperti diteruskan oleh The Independent, Rabu (20/7/2017).
Akunnya menunjukkan bahwa dia adalah satu dari ribuan wanita
Yazidi yang diambil sebagai budak seks, yang dibeli dan dijual di beberapa
pasar di wilayah “kekhalifahan” versi ISIS.
"Saya dijual dan dibeli," katanya. Ketika dia
akhirnya dibebaskan, dia "tiba di tangan para sahabat", mereka
membawanya kembali ke Sinjar, kampung halamannya.
Di sana, dia bergabung dengan unit perlawanan wanita untuk
melawan ISIS.
"Saya terkejut melihat kekuatan militer untuk
melindungi Shankal, jadi saya memutuskan untuk bergabung dengan unit tersebut
dan melakukan aksi balas dendam," katanya.
"Saya membawa senjata ini untuk membalas dendam
terhadap Abu Hassan, Abu Yusuf, dan Abu Sa'ad, yang telah menyiksaku dan
menyiksa kaum ibu lainnya."
Diperkirakan 9.900 Yazidi terbunuh atau ditangkap saat ISIS
mengambil alih Gunung Sinjar pada musim panas tahun 2014.
Dari jumlah tersebut, 3.100 orang dibunuh, seringkali dengan
cara brutal seperti dipancung atau dibakar hidup-hidup.